Friday, July 17, 2009

Sharing Witness: JIKA TUHAN BERI KESEMPATAN

Ditulis oleh:
Beatrix F. Tambunan

Ini kisah kesaksian nyata tentang seorang wanita yang namanya inging disamarkan. Sebut saja nama "Thessa". Dia adalah bagian dari komunitas kita ini, Sahabat Yesus Indonesia.

Pagi dini hari ini, Thessa mengedari mobilnya sendirian, pulang dari bermalam-mingguan dengan pacarnya. Dia menahan isak tangis dan linangan air mata sembari berucap ,

"(1) Tuhan, kenapa aku harus menanggung kesusahan pacarku? (2) Kenapa sampai hati ada orang yang menyusahkan pacarku? (3) Tidakkah orang itu merasakan dan memikirkan dampak kesusahan yang ia timbulkan kepada kami berdua? (4) Sadarkah dia bahwa tindakannya membuat hidup kami menjadi tidak adil? (5) Apa akhir cerita dari kesusahan ini semua?"

Di antara pergumulan doanya itu, wanita itu seakan mendapat flashback visual masa lalunya--jauh sebelum dia mengenal dan berpacaran dengan sang pacar yang ia kasihi.

Visual itu tentang masa ketika Tuhan mengizinkan wanita itu mengalami kesusahan akibat kesalahan yang dia perbuat sendiri.

Iblis lah yang membuat dirinya melakukan hal yang salah itu, namun dia yang memperoleh kesusahan sebagai akibat dosa (hukuman).

Lalu keterpurukannya dalam kesusahan, membuat Thessa bangkit untuk berubah, hingga pada akhirnya dia berjaya dan bahagia.

Akibat kejayaan dan kebahagiaannya itu pulak, Thessa tak henti-hentinya membagikan kesaksian indah tentang campur tangan Tuhan dalam mengubah hidupnya itu kepada teman-teman di sekitar dia.

Pada flashback visual itu, Thessa juga menakar kualitas berbagai kesusahannya dan kualitas berbagai penghargaan serta bonus (berkat-berkat) dari Tuhan pada dirinya di masa lalu.

Thessa lalu mengulum senyum malu tersipu, air mata pergumulannya berubah menjadi air mata rasa syukur kepada Tuhan.

Tau kah kamu simpulan apa yang Thessa peroleh dari visualisasi masa lalunya itu dalam hal menjawab 5 pergumulan yang disebutkan di atas? Berikut pengakuan Thessa:

"(1) Tuhan memberi gua kesempatan untuk mengenal hidup dari dua sisi: hitam dan putih, bodoh dan pintar, baik dan buruk, ceroboh dan teliti, dsb. Kini gua berkesempatan untuk mengenal "Apa itu susah?"

(2) Tuhan mengizinkan iblis memakai orang-orang tak beriman untuk menguji iman gua: "Apakah gua menyerah kalah dan bertindak sama tak berimannya dengan orang-orang yang memberi kesusahan itu, ATAU, gua bangkit dari keterpurukan gua dengan mengandalkan dan percaya pada Dia, Yesus Kristus?"

(3) Tuhan memberi gua kesempatan untuk belajar merasakan dan memikirkan menjadi orang yang tertimpa kesusahan akibat orang lain, sehingga gua tidak lagi punya alasan kuat untuk memberi kesusahan pada orang-orang di sekitar gua, SELAIN, hanya menyenangkan hati mereka.

(4) Tuhan memberi gua kesempatan untuk mereguk setiap keadilan yang Tuhan curahkan sepanjang kehidupan gua.

Gua selalu diberi kesenangan oleh Tuhan. Jika sekarang gua merasa susah, tidakkah Tuhan itu adil? Apa lagi yang gua rasa kurang dan tidak ketahui? Gua tau senang dan, KINI, gua tau "Apa itu susah?"

Jika gua tau keduanya, maka adil lah hidup yang Tuhan berikan ini.

(5) Jika gua mengenal keadilan Tuhan, maka gua tau apa mau Tuhan? Tuhan mau gua setia dan bertekun pada apa yang DIA perintahkan. Tuhan mau gua bangkit dan mengandalkan DIA. Konsistensi gua berjalan di jalur DIA, membuat gua kebal dari segala ancaman "kesusahan", "kemiskinan", "kebodohan", "sakit penyakit" dan apapun itu upah dosa yang berusaha masuk ke celah "kecerobohan" dan "kelemahan iman" gua.

Akhir dari semua kesusahan ini adalah (a) kejayaan gua untuk tetap beriman, berpengharapan dan percaya hanya kepada kuat kuasaNya. Akhir dari semua ini adalah (b) kesaksian dan ucapan syukur gua kepadaNya. Akhir dari semua ini adalah (c) pujian kepada Tuhan dari setiap orang yang mendengar kesaksian gua ini."

Pada kesempatan ini, saya juga mau menyampaikan janji Allah pada Thessa dan kita semua di sini, para Sahabat Yesus Indonesia:

"Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkan hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."

Kita tidak sendiri. DIA bersama-sama dengan kita. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, apalagi kalau untuk meruntuhkan tembok-tembok "kesusahan" yang membelenggu kehidupan kita. Itu adalah hal yang paling sepele bagi Tuhan.

Pasalnya sekarang apakah kita mau percaya dan mengandalkan DIA, DAN, apakah kita mau menerima kesempatan-kesempatan yang sudah DIA sediakan di depan mata kita?

Jawaban ada pada diri kita sendiri. Tuhan beserta orang yang diberiNya kepercayaan dan mempercayai DIA. Dan dalam tiap kesempatan DIA selalu ada untuk memberi keberhasilan. YA dan AMIN.

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar Kamu